Latar Belakang
Wanita,sesosok
makhluk indah yang jaman dahulu sering dianggap sebelah mata mulai menunjukkan
kekuatannya. Wanita biasanya identik dengan urusan kamar dan dapur rumah
tangga. Namun, saat emansipasi wanita dan perjuangan kesetaraan gender yang
disuarakan oleh kaum wanita merubah sebahagian bahkan keseluruhan peran wanita.Saat
ini, wanita sudah banyak yang berpikir untuk berkarir di perusahaan dan banyak
juga yang terjun langsung menjadi pebisnis dan adapula sebagian dari mereka
yang dikirim ke luar negeri untuk menjadi Tenaga Kerja(TKI).Hal ini mulai
menggeser paradigma yang dulunya laki-laki pasti lebih tinggi posisinya
dibandingkan wanita.
Emansipasi
wanita merupakan proses pembebasan kaum wanita dari status sosial ekonomi yang
rendah atau dari pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan untuk berkembang
dan untuk maju. Emansipasi juga dapat dikatakan sebagai suatu gerakan yang
dilakukan oleh kaum wanita untuk meningkatkan harkat dan martabatnya dari
kesenjangan terhadap kaum pria sehingga dapat mencapai kesetaraan. Dengan kata
lain, emansipasi wanita adalah gerakan kaum wanita untuk mensejajarkan diri
dengan kaum pria.
Seiring
dengan perkembangan zaman, melalui gerakan emansipasi ini,wanita Indonesia
akhirnya dapat mensejajarkan diri dengan kaum pria dalam berbagai bidang
kehidupan, terutama dibidang Ekonomi, seperti contoh, tidak sedikit wanita yang
menjadi tulang punggung keluarga atau membantu
suami bekerja.Ada para wanita yang menjadi Tenaga Kerja di Negara Asing,
bahkan ada beberapa wanita yang mengerjakan pekerjaan pria sebagai supir
bus,supir Angkutan Umum,becak,dll.
Ada
juga beberapa wanita Indonesia yag Go-Internasional
dengan membuka bisnis di luar Negeri,dan kemudian menetap disana dalam
jangka waktu yang lama.Raden Ajeng Kartini pasti bangga akan hal ini.
Permasalahan
Pembatasan
Masalah
Perjuangan
seorang R.A Kartini membebaskan belenggu wanita Indonesia dari diskriminasi
perbedaan gender pada saat itu membuahkan hasil.Dan saat ini para wanita
Indonesia mampu menunjukkan kekuatannya dan bisa disetarakan dengan
laki-laki.Wanita juga bebas menentukan pilihan,di sisi lain menjadi seorang
ibu.Di Zaman ini,banyak wanita yang berhasil menjadi pengusaha,pebisnis,dan
membuka usaha dagang sampai di eksport ke luar negeri.Ini merupakan suatu
pencapaian luar biasa berkat kerja keras dari RA.Kartini.Banyak dari mereka
yang juga stay di luar untuk membuka usaha bisnisnya,misalnya berbisnis
kuliner,perancang baju,illustrator dan bekerja di perusahaan animasi,bahkan ada
pula yang ikut serta dengan suaminya yang berkebangsaan asing untuk menetap
disana.
1
Ironisnya,ada
sebagian dari mereka yang cukup nyaman tinggal di luar negeri sehingga mereka
melupakan identitas mereka sebagai bangsa Indonesia.
Asumsi
Ada
beberapa praduga dimana para wanita Indonesia ini cukup nyaman menetap di Luar
Negeri lalu membuka usaha bisnis,dan Bagaikan “Kacang lupa pada
kulitnya”.Mereka lupa akan identitas mereka sebagai wanita Indonesia.Asumsi
pertama adalah Mereka senang dengan Atmosfir di Negara lain, kedua mereka
senang dengan kebudayaan Negara lain ini, Dan mungkin Asumsi yang terakhir adalah
penduduk di Negara tempat wanita-wanita ini menetap.
Hipotesa
Teori
pertama bahwa mereka senang dengan Atmosfir Negara Lain ini mungkin saja karena
Negara tempat mereka menetap dan membuka usaha ekonomi ini lebih tidak ada
polusi,kendaraannya lebih tertib,ataupun faktor yang lainnya.Teori Kedua bahwa
mereka senang dengan kebudayaan lain mungkin saja benar.Karena ,mungkin
kebudayaan Negara lain lebih mudah disesuaikan dengan Gaya Hidup yang mungkin
juga sesuai dengan pemikiran wanita-wanita Indonesia ini,sehingga kebudayaan asing
dijunjung tetapi kebudayaan sendiri dilupakan.Teori terakhir mengenai penduduk
asli Negara ini mungkin karena mereka lebih menghargai,lebih ramah,dan
menghormati para wanita Indonesia di dalam membuka usaha Ekonomi ini,menjadikan
saingan didalam berbisnis Ekonomi ini sangat kecil.
Landasan teori
Teori
bahwa para wanita Indonesia lebih senang untuk menetap di Negara lain dipicu
dari peluang untuk melapangkan usaha perekonomian disana,karena berbuka usaha
di luar negeri cukup besar,sehingga mereka senang untuk berbuka usaha disana
dan dipicu dari repotnya transportasi pulang pergi karena berbeda benua,maka
para wanita Indonesia ini memutuskan untuk menetap disana.Terdapat pula Bukti
nyata dari hal tersebut.Dapat dilihat pada Pasal 65 ayat 1 UU
(Undang-Undang) Nomor 12 Tahun 18
Februari 2003 yang berbunyi “Setiap partai politik peserta pemilu dapat
mengajukan calon anggota DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), DPRD (Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah) provinsi dan DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah)
kabupaten/kota untuk setiap daerah pemilihan dengan memperhatikan keterwakilan wanita
sekurang-kurangnya 30%”. Ketentuan dari UU (Undang-Undang) di atas merupakan
tindak lanjut dari konvensi PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa), yaitu persoalan yang
menyangkut penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap wanita.
2
Selain itu, Uni Antar Parlemen (Inter
Parliamentary Union) pada tahun 1997 di New Delhi mendeklarasikan “Hak politik wanita
harus dianggapi sebagai satu kesatuan dengan hak asasi manusia.
Oleh karena itu, hak politik wanita tidak
dapat dipisahkan dari hak asasi manusia”. UU (Undang-Undang) dan konvensi PBB
(Persatuan Bangsa-Bangsa) tersebut menandakan bahwa dalam ranah politik peran wanita
sudah mulai diakui dan diperhitungkan.
Pembahasan
Emansipasi
wanita ini mengingatkan kita akan peran serta RA.Kartini,sesosok wanita yang begitu
sangat penting perannya dibalik pergerakan ini.Raden Ajeng Kartini,disingkat
R.A Kartini merupakan seorang pahlawan Indonesia yang memprakarsai pembebasan
dari perbudakan terhadap para wanita Indonesia
pada zaman itu.Raden Ajeng Kartini lahir di Jepara,21 April 1879.Kartini
saat masih kecil tidak diizinkan untuk melanjutkan sekolah ketingkat yang lebih
tinggi oleh orang tuanya.Kartini saat kecil dipingit menunggu untuk
dinikahkan.Ia sedih dengan hal tersebut,tetapi tidak berani untuk menentang
kedua orang tuanya.Untuk menghilangkan kesedihannya,ia mengumpulkan buku-buku
pelajaran dan pada akhirnya dia jadi gemar membaca.Melalui buku inilah,kartini
tertarik pada kemajuan berpikir wanita Eropa(Waktu itu Belanda masih menjajah
Indonesia).Ia mulai mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan membaca
dan menulis.Menurut Kartini,wanita tidak cukup hanya bekerja didapur.Wanita
harus cerdas dan bisa disetarakan kemampuannya dengan laki-laki.Kartini juga
mendirikan sekolah wanita pada saat itu.Namun diusianya yang ke-25 tahun beliau
meninggal setelah melahirkan putra pertamanya.Beliau meninggal di Rembang,17
September 1904.Sebelum meninggal ,beliau menulis buku yang berjudul,”habis
gelap terbitlah terang”,yang menjadi cikal bakal dari emansipasi para
wanita.Buku ini berisikan tentang kumpulan surat Kartini yang pernah dikirimkan
kepada sahabatnya Abendanon.Nasib wanita berubah secara perlahan atas
perjuangan beliau. Perjuangan Kartini di antaranya adalah membebaskan wanita
dari diskriminasi yang membatasi gerak wanita pada masa itu. Selain
itu, Kartini juga berjuang membebaskan kaum wanita dari perbudakkan. Atas dasar
perjuangan Kartini inilah sehingga kita sekarang mengenal istilah emansipasi wanita.
Beberapa
wanita Indonesia sudah membuktikan kepada bangsa bahwa mereka mampu memegang
peran penting dalam membangun bangsa. Salah satu dari mereka adalah Mari Elka Pangestu seorang ekonom Indonesia
kelas dunia, Pamela Halomoan illustrator muda, Sri Mulyani Indrawati Direktur
Pelaksana Bank Dunia,dll
Banyak sekali contoh kecil dimasa sekarang
yang menunjukan bahwa peranan wanita memang penting dalam pembangunan ekonomi dan
peranan itu bukan kecil namun sangat besar, terutama bagi negara indonesia ini.
Tenaga
kerja indonesia merupakan salah satu
penyumbang devisa terbesar.Dan sebagian besar adalah wanita.Cukup jelas
menunjukan bahwa peranan wanita itu penting.Dengan bertambahnya devisa negara,
otomatis meningkatkan pembangunan ekonomi negara tersebut.
3
Namun
kenyataan yang ironis harus dihadapi oleh sebagian penyumbang devisa negara
itu, maraknya penganiayaan, perlakuan tidak adil dan tidak dibayarnya upah
merupakan contoh ketidakadilan untuk tenaga kerja indonesia.
Sangat
tidak seimbang perlakuan yang didapat oleh para tki tersebut.Dalam satu sisi TKI
telah memberikan peranan penting bagi tumbuhnya perekonomian suatu negara,
dalam sisi lain TKW dianiaya dinegara lain, bahkan banyak pula yang pulang ke
tempat asal hanya nama.Sungguh kenyataan yang sangat menyedihkan bagi wanita
khususnya tenaga kerja indonesia.
Fakta
diatas adalah satu dari sekian banyak kenyataan yang
terjadi di indonesia.Dan tidak dapat dipungkiri bahwa pertumbuhan ekonomi
indonesia merupakan pengaruh wanita, bukan hanya para politikus, menteri maupun
para pengusaha, rakyat biasa ( tenaga kerja wanita) juga adalah peranan
penting.
Lain
halnya dengan generasi sekarang, wanita generasi muda sekarang sudah telah
banyak terlena dan terombang-ambing oleh arus globalisasi yang semakin mewarnai
dan meracuni bangsa. Tidak sedikit efek dari era globalisasi ini berpengaruh
negatif sehingga tidak menutup kemungkinan partisipasi wanita dalam pembangunan
bangsa pada masa mendatang tidak dapat berjalan, sehingga tidak ada lagi
pembuktian bahwa wanita mampu berdiri membangun bangsa. Bahkan, persoalan ini
apabila dibiarkan dan tidak ada usaha untuk melakukan perbaikan akan dapat
menciptakan generasi muda yang bimbang dan tidak memiliki masa depan yang
pasti.
Masih
rendahnya keterlibatan dan partisipasi wanita khususnya generasi muda di dalam
pembangunan ekonomi ini.Ditambah lagi oleh efek negatif globalisasi yang mempengaruhi
pikiran-pikiran generasi muda (wanita) bangsa harus menjadi musuh bersama kita,
dalam rangka menyukseskan pembangunan menyeluruh di negeri ini.
Demi
membangun bangsa ini agar menjadi lebih baik lagi, kaum wanita tidak boleh
melupakan hakikatnya sebagai seseorang wanita yang mempunyai sumber kelembutan.
Sudah selayaknya kaum wanita perlu menyadari akan kodratnya. Wanita diharapkan
bisa menjadi pendidik pertama dan utama bagi anak-anak yang dilahirkannya. Menjadi
Ibu yang dapat membimbing mereka menjadi anak yang kuat, cerdas, dan mempunyai
etika yang baik agar dapat berguna bagi bangsa, negara, dan agama. Itulah
sebenarnya peran wanita yang utama selain berbagai peran di ketiga bidang
kehidupan ekonomi, politik dan sosial. Wanita dituntut untuk menjalani
kehidupan sesuai perannya masing-masing. Wanita telah menjadi sosok yang harus
di hormati dan dilindungi dari berbagai kekerasan dan penganiayaan. Namun,
wanita juga harus sadar akan tugas utamanya. Tugas ini mampu untuk menyadarkan wanita
generasi muda untuk menjadi wanita yang terhormat, berharga dan sebagai
kebanggaan bangsa.
Para
wanita boleh saja untuk tinggal di luar negeri dan mengembangkan usaha
perekonomian disana,tetapi mereka tidak boleh melupakan jati dirinya sebagai
wanita Indonesia dengan kebudayaan timur yang dijunjung tinggi.Bisa juga dengan
menetapnya para wanita ini di luar Indonesia mereka memperkenalkan kebudayaan
Indonesia dan cirri-ciri wanita Indonesia yang dengan tutur kata yang
santun,perilaku yang lembut dan sopan serta kepribadian yang ramah.
4
Tentu
saja dengan menetapnya Para wanita Indonesia ini bisa memperkaya wawasan mereka
tentang kebudayaan Luar yang beragam.Mereka harus pula menyaring kebudayaan luar
ini dan diambil sisi positifnya. Dan mungkin mereka tanamkan terhadap diri
anak-anak mereka kelak.Sehingga anak-anak mereka bisa menjadi penerus masa
depan yang walaupun tinggal di Luar Indonesia tetapi tidak akan pernah lupa
akan jati dirinya sebagai bangsa Indonesia.
Penutup
Kesimpulan
Peranan
wanita itu penting dengan bertambahnya devisa negara, otomatis meningkatkan
pembangunan ekonomi negara tersebut .Dan tidak dapat dipungkiri bahwa
pertumbuhan ekonomi indonesia merupakan pengaruh wanita, bukan hanya para
politikus, menteri maupun para pengusaha, rakyat biasa ( tenaga kerja wanita)
juga adalah peranan penting. Wanita telah menjadi sosok yang harus di hormati
dan dilindungi dari berbagai kekerasan dan penganiayaan. Namun, wanita juga
harus sadar akan tugas utamanya. Tugas ini mampu untuk menyadarkan wanita
generasi muda untuk menjadi wanita yang terhormat, berharga dan sebagai
kebanggaan bangsa.
Para
wanita boleh saja untuk tinggal di luar negeri dan mengembangkan usaha
perekonomian disana,tetapi mereka tidak boleh melupakan jati dirinya sebagai
wanita Indonesia dengan kebudayaan timur yang dijunjung tinggi.
Saran
Agar
para wanita Indonesia di era globalisasi ini dapat turut serta didalam
pembangunan ekonomi dan tentu saja tidak terlena dengan arus
globalisasi.Emansipasi wanita berkat kerja keras Raden Ajeng kita,RA Kartini
harus selalu dipelihara.Karena kita tinggal melanjutkan usaha yang RA Kartini
perjuangkan.Semangat Para Wanita Indonesia.
5
0 comments:
Post a Comment